Jumat, 13 Maret 2020

Bersyukur dengan Kista Endometriosis



Bismillahirrahmanirrahiim..
Hari ini saya ingin menuliskan rasa syukur saya atas karunia Allah yang luar biasa ini kepada saya. Serta rasa syukur atas kasih sayang dari suami, keluarga dan semua pihak untuk menguatkan saya saat ini.

Ada apa dengan mu Tih ?
ya, saya baru saja mengalami hal yang cukup berat dalam kehidupan saya. "Operasi" meskipun sudah punya pengalaman dimeja operasi sebelumnya yaitu operasi caesar saat melahirkan anak pertama dan kuret saat mengalami keguguran. Tapi tetep saja itu tidak membuat saya menjadi lebih pemberani menghadapi setiap tindakan tim medis yang akan saya terima. 

Sebulan yang lalu, tepatnya hari Jumat tanggal 14 Februari 2020 saya menjalani operasi laparotomi. Ya, operasi pengangkatan indung telur sebelah kanan akibat kista endometriosis. Keputusan operasi ini mau tidak mau harus saya ambil, karena kondisi yang semakin hari semakin saya merasakan sakit yang luar biasa.

Banyak teman-teman yang bertanya sama saya, "kok bisa kena kista Tih? gimana awalnya Tih? apa yang dirasa Tih? Sakitnya disebelah mana?
saya tahu kekhawatiran teman-teman, karena hal semacam ini memang ditakutkan perempuan dan saya pribadi. Baiklah semoga sedikit dari tulisan ini bisa membantu menjawab tentang kondisi yang saya alami dan sebagai pelajaran berharga untuk  saya sendiri dan teman-teman semua.

Awal Mula 

Saya lupa..
( lupa..lupa..lupa..lupa..lupa lagi kuncinya) eeeh bukan yaa..itukan lagu 😂 hiii gak lucu

Seingat saya, awal mula rasa sakit itu udah ada sejak tahun 2017. 
Sakit perut bagian bawah, kalau orang jawa bilang "ketedun" ( baca: turun rahim), BAK gak nyaman,  sakit saat haid, ya semacam itu awal mula rasa sakitnya.

Baiklah, aku cek lah ke dokter kala itu, di USG diagnosis awalnya infeksi kandung kemih, dokter bilang akibat saya sering nahan BAK.
( Iya juga sih, memang saya sering nahan BAK terutama malam hari karna gak berani ke kamar mandi sendirian, mau bangunin suami kadang gak tega cuma suruh jagain, tapi kalo udah gak tahan banget terpaksa gangguin suami, he he).

Sampai pada tahun 2018 masih sering hilang kambuh sakitnya, dan semakin hari rasanya tambah sakit saat kambuh, di tahun ini gejalanya bertambah jadi gak nyaman saat dipakai duduk, berasa ada yang mengganjal dihati eeh. Mungkin seperti ambeien tapi saya gak ada tanda-tanda ambeien.

Saat motoran pun (sendiri ataupun bonceng) menjadi hal yang sangat tidak nyaman. Kena jalan "gronjalan" (baca: jalan bergelombang/jalan tidak rata) rasanya Subhanallah sakitnya. Apalagi kena jalan berlubang, Subhanallah.. nikmat sekali rasa sakit ini Ya Allah..

Saya ingat, pernah suatu hari joging sore niat bakar gajih yang udah menggelambir. Tapi baru lari dapet setengah putaran perut kram dan udah gak bisa dipake jalan. Ya udah terpaksa cuma duduk-duduk aja, pengin rebahan tapi malu dilihat orang. Udah tanda-tanda ke arah situ ini sebenernya tapi akunya masih menyepelekan.

Di tahun 2018 ini lebih sering sakit tapi udah gak cek dokter lagi, cuma saya berasumsi sendiri bahwa sakit ini karena pengaruh KB yang saya pakai,  karena ada benda asing di tubuh saya jadi respon tubuh saya seperti ini. Kesalahan terbesar dalam hidup ini, sering menganggap remeh sakit. Jangan terulang lagi dan jangan ditiru ya teman-teman.

Diagnosis Kista Endometriosis

Tahun 2019 semakin hari sakit ini semakin sakit rasanya, perut bagian bawah semakin hari rasanya semakin memberat. Seperti berat badan yang semakin hari semakin bertambah, timbangan geser kanan terus he he.

Kecapekan dikit udah gak bisa ditawar lagi, harus rebahan selonjorin kaki. Kadang saat lagi beri pengertian ke mba Enca, jika suatu saat di perut mama ada adik yang harus disayangi, dipeluk, dicium lalu mba Enca antusias melakukan peluk, elus dan dicium-cium perut saya itupun berasa sakit dan gak nyaman. Bayangkan, dielus dan dicium adalah hal yang menyenangkan bukan? tapi itupun rasanya sakit banget, Subhanallah.

Hampir setiap hari rasa sakit ini datang, gak mengenal tempat dan waktu lagi. Tidak cuma saat haid saja sakitnya datang, tapi sudah sewaktu-waktu dan setiap hari. Seakan udah berteman baik dengan rasa sakit ini. Jadi saya pun gak terlalu cemas.

Lagi-lagi karena udah keseringen merasakan sakit yang seperti ini, saya jadi semakin menyepelekan rasa sakitnya. Diajak suami cek dokter ogah-ogahan, nunda-nunda cek nya.

Tapi beneran, Allah itu Maha Baik. Sangat sayang kepada hamba-Nya. Suatu hari, di bulan September saat lagi belanja kebutuhan bulanan tiba-tiba rasa sakit itu datang. Subhanallah, semakin bertambah sakit dan gak bisa jalan. Bener-bener buat berdiri pun gak bisa. Mau langsung pulang gak mungkin karena parkiran yang masih lumayan jauh, lalu kami memikirkan tempat untuk rebahan sebentar. Ya, ke Musholla dulu saja, rebahan sebentar disana.

Dikuat-kuatin jalan dipapah suami menuju Musholla ditempat perbelanjaan itu. Kasian suami kala itu, sangat bingung antara mapah aku jalan sambil gendong mba Enca dan bawa belanjaan. Sampai di Musholla udah langsung ambruk dikursi. Wajah pucat dengan keringat dingin yang keluar, cerita suami kala itu yang sangat panik. Lalu dipapah lagi saya ke karpet Musholla buat rebahan.

Singkat cerita, setelah enakan lagi kami pulang. Esok hari suami maksa buat cek kandungan, baiklah saya manut. Niat dari rumah mau lepas KB aja, karena asumsi saya penyebab sakit ini karena KB yang mulai geser atau gimana-gimana.

Sore hari cek ke dokter, saya sampaikan keluhan saya. Dokter melakukan USG dan mengatakan bahwa KB saya masih bagus dan ditempat yang tepat, gak geser ataupun bermasalah. Berdasarkan keluhan saya, dokter curiga ada sesuatu. Lalu di cek lagi lebih teliti. Sakit banget rasanya ketika perut saya ditekan menggunakan alat USG tersebut.

"Subhanallah, benar dugaan saya, ibu ada kista di ovarium sebelah kanan, kista endometriosis namanya besarnya udah 7cm, tiap bulan selalu bertambah besar dan sewaktu-waktu bisa pecah", kata dokter.

Seakan kejatuhan sekoper duit dan dilempar-lempar berlian, saya dan suami kaget. Ya Allah kista kataku.

Dokter menyarankan supaya dioperasi, karena udah lumayan besar, disuntik hormon pun rasanya tidak bisa mengobati karena ukuranya udah lumayan besar. Kacau banget pikiranku saat itu. Hampir 2 minggu sedih menerima ada kista ditubuhku yang sering bikin sakit sewaktu-waktu dan diharuskan operasi. Padahal saat itu saya sedang persiapan ujian.

Saya bilang sama suami, saya mau coba yang selain operasi barangkali bisa sembuh, dan saya mau fokus ke persiapan ujian dulu. Berbagai herbal dan pola hidup yang lebih sehat saya terapkan. Alhamdulillah, ada rasa nyaman diperut ketika minum herbal tersebut. Tapi sakit itu masih suka menghampiri.

Suami ngajak cek lagi, takut semakin membesar atau pecah kistanya. Tapi saya lagi-lagi gak mau dengan alasan mau fokus ujian dulu. Karena saya sebenernya takut dan gak siap jika kenyataanya kista saya semakin memburuk.

"Bismillah yah, aku bertahan dulu dengan ini, semoga baik-baik saja, periksanya nanti saja ya kalau udah selesai ujiannya, kataku saat itu".

Jadwal ujian yang diperkirakan bulan November-Desember 2019, kenyataannya diundur sampai bulan Februari 2020. Periksa ke dokter pun saya undur juga. Bertahan dulu dengan rasa sakit ini. Bismillah, semua akan baik-baik saja.

Akhirnya Operasi Juga

Dua hari setelah ujian itu, saya dijemput suami dan bersiap pulang ke Purbalingga. Lagi-lagi Allah sangat sayang sama saya. Saat mau berangkat tiba-tiba perut sakit lagi, saya pakai tiduran dulu buat meredakan sakitnya. Tapi belum juga sembuh, terpaksa suami pulang ke Purbalingga sendiri tanpa saya dan mba Enca. Karena khawatir  perjalanan 6 jam dan sakitnya semakin menghebat diperjalanan.

Esok harinya saya coba periksa ke dokter kandungan di Klaten, dianter kakung dan adik. Diagnosis yang sama, ada kista endometriosis di ovarium kanan dengan ukuran 9cm dan harus segera dioperasi. Untuk memastikan lengket tidaknya dokter melakukan cek dalam, dan itu sesuatu yang sangat tidak mengenakkan rasanya.

Galau lagi sedih lagi saya 😌
Itupun saya masih kepengin nunda operasi lagi, karena masih ada ujian lagi dalam waktu 1-2 bulan kedepan.

Sore harinya, perut semakin sakit dan lebih parah lagi karena saya jadi gak bisa bangun. Hanya bisa rebahan saja, boro-boro mau mandi dan ngurusi mba Enca sekedar duduk buat makan dan minum saja saya kesakitan. Biasanya kalau kambuh saya pakai tiduran bisa enakan lagi, tapi ini awet banget sakitnya sampe 2 hari gak bisa bangun.

Bapak, ibu dan suami kompak buat segera tindakan operasi. Takutnya kalau malah kambuh saat saya sedang ujian nanti. Baiklah saya manut operasi meskipun dalam hati masih saja memikirkan gimana nanti persiapan ujian ku nanti. Astaghfirullohaladziim.. memang keras kepala.

Rabu Pagi saya diantar bapak dan adik pulang ke Purbalingga, perjalanan 6-7 jam, pelan-pelan karena setiap kena goncangan saya kesakitan. Sampai di Purbalingga, esok harinya saya cek ke dokter yang berbeda dengan sebelumnya dan dokter yang ketiga ini pun dengan diagnosis yang sama "kista endometriosis". Karena ukuran udah besar dan beresiko tumbuh kista lagi lebih cepat kalau hanya diambil kantung kistanya maka dokter akan mengangkat kista beserta indung telur kanan saya atau bahasa medisnya "laparotomi". Langsung saya diberi surat rujukan ke IGD saat saya siap untuk dioperasi.

Suami menguatkan hati saya, supaya siap dan sabar menghadapi cobaan ini. Bismillah, akhirnya saya mau gak mau harus menghadapi ujian di meja operasi untuk yang ketiga kalinya. Dukungan keluarga dan suami yang begitu besar kepada saya, yang membuat saya kuat.

Hari Jumat pagi pukul 10.00 WIB saya bersiap ke IGD, setelah daftar dan ngurus ini itu saya pikir operasinya paling-paling hari sabtu, jadi saya masih punya waktu semalam buat mengumpulkan keberanian. Ternyata dugaan salah, setelah saya ditanya-tanya suster kapan terakhir kali makan dan minum dan saya jawab jam 08.00 waktu sarapan, gak lama suster infokan untuk puasa dan  jadwal operasi saya hari ini pukul 15.30 WIB. Wah, tambah degdegan karena langsung mau tindakan. Bismillah Ya Allah, lancarkan. Suami pun tak henti-hentinya mengingatkan untuk tetap tenang, selalu istighfar bahwa semua akan baik-baik saja.

Pukul 15.30 saya bersiap dibawa ke meja operasi, sudah pernah merasakan dengan suasana ruang operasi seperti ini, tapi saya tetap saja takut. Saya diminta duduk membungkuk oleh dokter anestesi untuk disuntik bius lokal tepat ditulang belakang saya. Tujuannya supaya saya masih tetap sadar saat tindakan tapi tidak merasakan sakit saat operasi dilakukan. Di ruang operasi saya menggigil kedinginan, sesekali diajak bicara oleh tim medis supaya saya gak takut tapi saya menggigil. Setelah operasi selesai saya dibawa ke ruang pemulihan, disana saya diperlihatkan kista dan indung telur yang sudah diangkat tadi, akan di cek laboratorium apakah mengandung keganasan atau tidak.

Pasca Operasi

Setelah 3 jam di ruang pemulihan, akhirnya saya diantar ke ruang perawatan. Disana sudah ada bapak, ibu dan suami yang menunggu. Adik saya dirumah untuk jaga dan mengurusi anak gadis saya, karena anak kecil gak boleh ikut kerumah sakit.

Malam hari setelah bius mulai perlahan hilang, rasa sakit dan panas mulai berasa diseluruh tubuh terlebih di bekas operasi. Suhu AC yang saat itu sudah diatur yang paling dingin sekalipun tapi saya masih kepanasan. Sempat ngeluh sama suami, kok rasa sakitnya gak kayak waktu caesar melahirkan mba Enca dulu, kali ini rasanya Subhanallah bener-bener nikmat sakitnya, sakit banget.  Tanya sama suster kenapa saya masih kepanasan padahal suhu AC udah yang paling dingin, kata suster itu wajar karena efek pasca operasi tiap orang beda-beda. Ada yang menggigil tapi ada yang kepanasan. Apalagi ini caesar yang kedua yang mana bekas caesar yang pertama dibuka kembali ditambah ada luka laparotomi didalam, jadi memang rasa sakitnya dobel-dobel. Malam harinya saya gak bisa tidur, suami pun jadi ikut terjaga gak tega melihatku kesakitan dan kepanasan.

Esok hari saya udah diperbolehkan belajar miring lalu kemudian duduk. Pelan-pelan belajar miring, sakit banget memang tapi harus dilawan, supaya mempercepat penyembuhan. Setelah lepas kateter baru diizinkan belajar duduk, ini lebih sakit lagi dibandingkan saat belajar miring. Dibantu suami atau ibu untuk dapat duduk, kadang masih sempat marahin suami saat mapahnya tidak sesuai yang saya harapkan, Astaghfirulohaladziim. "Maafin ya yah 😘 ".

Hari Minggu sore setelah visit dokter dan diganti perban saya diizinkan pulang. Seneng banget karena udah sangat kangen sama mba Enca. Seminggu kemudian jadwal kontrol pasca operasi.

Nah disaat kontrol ini, saya dibacakan hasil lab dari Laparatomi kista saya. Alhamdulillah tidak tidak ada keganasan didalamnya.

Dokter menjadwalkan untuk suntik endrolin selama 3 sampai 4 bulan kedepan yang fungsinya untuk menekan hormon saya, supaya kista tidak tumbuh pasca operasi ini. Dokter juga menyarankan supaya segera program hamil lagi dengan mengandalkan satu indung telur yang sebelah kiri. Kenapa dokter menyarankan untuk segera promil, karena saya masih dihantui dengan kista yang bisa sewaktu-waktu muncul lagi dan menyerang indung sebelah kiri.

Kenapa kok bisa kena kista lagi ?
Iya,
Jadi perempuan yang mempunyai bakat kista akan tetap bisa kena lagi selama masih haid teratur. Karena kista berasal dari darah haid yang seharusnya keluar tuntas dia justru ada yang balik masuk lagi ke indung telur dan membentuk kantung. Setiap bulan saat haid kista akan semakin bertambah besar karena dapat suplay darah haid tersebut.

Dibalik musibah pasti Allah titipkan berkah.
Dibalik sakit pasti Allah pun kasih obatnya.
Karena Allah kasih cobaan itu selalu sepaket sama hikmah.

Saya bersyukur, kista saya kambuh sakitnya saat saya sudah menyelesaikan ujian. Entah sampai kapan saya akan menunda-nunda untuk operasi  jika kemaren gak sesakit itu rasanya.

Rasa syukur diberikan setiap cobaan, menikmati dan melewatinya dengan baik. Saling menguatkan dengan suami. Lebih menjaga pola hidup sehat dan harus rajin cek ke dokter minimal 6 bulan sekali  meskipun tidak ada keluhan. Dan tentunya semakin mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wata'ala.

Semoga ada pelajaran berharha yang bisa teman-teman diambil dari tulisan ini.

Purbalingga, 13 Maret 2020

Minggu, 04 Februari 2018

Memilih Sekolah Anak

Assalamualaikum,

Tahun ajaran baru udah didepan mata nih, tapi masih bingung mau daftarin sekolah anak.
Hmm, daftar sekolah dimana ya ?
Yang disana ?
atau disanaaaah ?
semua bagusss 😌😢😥#%*@+(";'?%+$;#(#+;

Sebagai orang tua, pernah mengalami masalah yang demikian ?
Mungkin ada yang pernah ya, karena banyak pertimbangan ketika akan memilihkan sekolah untuk anaknya.

Meskipun Enca masih berusia 2 tahun kurang 3 bulan, aku dan mas Adi udah nyicil pilih-pilih sekolahan buat Enca. Kami punya beberapa pertimbangan untuk sekolah Enca besok-besok diantaranya,

Untuk tingkatan TK, SD dan SMP aku dan mas Adi sepakat untuk memilih Sekolah Islam Terpadu. Alasannya supaya Enca dapat pembiasaan ibadah seperti kebiasaan sholat Dhuha, sholat wajib berjamaah dan hafalan Al Quran. Serta penanaman akhlak sejak dasar atau usia dini.

Ketika SMA, aku dan mas Adi punya pertimbangan lain. Di usia SMA kami justru kepengin memasukkan Enca kesekolah Negeri. Alasannya, supaya Enca bisa berbaur dengan lingkungan yang Heterogen, dengan latar belakang dan agama yang berbeda-beda supaya Enca bisa memahami tentang toleransi.

Bekal agama yang didapat dari TK, SD dan SMP semoga menjadi nilai plus tersendiri untuk pribadi Enca ketika memasuki SMA negeri.

Selain itu, pertimbangan lain adalah soal akses. Untuk sekokah TK, SD dan SMP kalau bisa sih, akses mudah dan jaraknya yang dekat. Jadi Enca tidak terlalu capek dijalan. Misal ada macet pun masih bisa ditolerir, atau jika cuaca sedang hujan, tidak terlalu lama hujan-hujanan.

Ketika SMA, akses tetep harus yang mudah juga. Jadi misalkan lagi gak bawa motor sendiri masih bisa naik angkot. Jadi gak yang kemana-mana dianter.

Nah itu beberapa pertimbangan ketika aku memilih sekolah untuk Enca.

Bagaimana dengan teman-teman ?
bagi-bagi cerita dooong

Wassalamualaikum,

Sabtu, 03 Februari 2018

Aku Ingin Umroh Plus Travelling ke Istanbul

Assalamualaikum,

Selamat.....
Anda mendapatkan hadiah Umroh plus travelling ke Istanbul, bersama suami dan boleh bawa anak...!!!
Segera siapkan apa yang perlu disiapkan...
Segeralah bangun...bangun....bangun...!!!!!

oooow...mimpi, barusan itu mimpi..semoga terwujud Aamiin Aamiin Aamiin

Bismillah, bangun asah....😍

Baiklah, saat ditanya,
"Ketika mendapat kesempatan travelling ke Luar Negeri kamu ingin kemana ?"

Dengan perasaan haru dan semangat menulis, maka aku katakan,
Aku Ingin Umroh plus travelling ke Istanbull.
 (Kabulkan ya Allah mudahkan...Aamiin Aamiin Aamiin)

Sebagai umat muslim pasti kepenginan ku yang  pertama adalah menginjakkan kaki di tanah Haramain (Makkah Madinah), selanjutnya ingin Jepang, Korea dan Jerman, qiqiqi banyak maunya niih.

Mimpi bisa Umroh plus travelling bersama suami dan anak itu sungguh indah. Untuk mewujudkannya kami harus rajin ngisi celengan mulai dari sekarang nih.

Semoga saja, suatu saat beneran terwujud bisa melakukan serangkaian ibadah Umroh dan bisa banyak memanjatkan doa disana. Aamiiin

Selesai Umroh, kepengin sekalian travelling ke Istanbul Turki, menjelajahi jejak perjuangan islam Muhammad Al Fatih "The Great Otoman" di daerah mediterania tanah bekas konstantinopel. Dan keinginan yang remeh temehku itu aku pengin pegang salju disana, atau bolehlah merasakan hujan salju disana, qiqiqi.

Ya...meskipun saat ini baru bisa baca-baca dan dengar cerita dari teman atau saudara yang telah lebih dahulu pergi ke sana. Insya Allah, aku yakin bahwa suatu saat Allah akan memudahkan ku beserta keluargaku untuk datang beribadah ke tanah Haramain tersebut plus mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Istanbul Turki. 
Jadi, aku akan terus bermimpi dan berusaha mewujudkan mimpi-mimpi itu.

Bagaimana dengan teman-teman ?
Jika mendapat kesempatan travelling ke Luar Negeri, kalian ingin kemana ?
Cerita dong....

Wassalamualaikum

Jumat, 02 Februari 2018

Manfaat Travelling

Assalamualaikum,

Meskipun terlahir dari keluarga sederhana, tapi orang tuaku dulu tetap mengusahakan ngajak anak-anaknya travelling. Mulai dari yang paling dekat misalkan Prambanan sampai pernah yang paling jauh itu Sarangan (Jawa Timur). Kadang kami diajak naik kendaraan umum, sering juga kami diajak naik motor demi menghemat biaya, hihihi. Bahkan, kalau lagi gak ada agenda travelling, biasanya bapak ibuk ngajak jalan-jalan sekedar motoran cari angin, dan itupun sudah membahagiakan.

 Dari situlah aku merasakan manfaat travelling, diantaranya
😎 Nambah wawasan.
Aku jadi makin tau banyak hal dan pengalaman baru.
😎 Melatih kesabaran.
Aku jadi tau gimana sumpeknya naik bis umum (ekonomi), bahkan sampai tau rasanya dikentutin orang pas dihidungku dan bikin aku gumoh parah (ini serius lho)
😎 Tau rasanya naik bis patas yang adem dan nyaman banget, haha
😎 Tau rasanya suasana terminal dengan segala keramaiannya

dan masih banyak lagi sebenernya, halah.

aaaah, jadi melow inget bapak ibuk yang jauh disana 😘😘.

Makanya sampai sekarangpun aku suka banget travelling atau sekedar jalan-jalan muter-muter tanpa tujuan. Sehari tanpa muter-muter itu rasanya dah pusing banget, qiqiqiqi. Banyak pula manfaat salah satunya aku bisa tetep waras, qiqiqi.

So, aku juga nerapin ini ke Enca, karena manfaat travelling itu sangat positif untuk perkembangan anak. Apalagi ketika diajak travelling Enca excited banget jadi sekalian buat sarana pembelajaran Enca.

Baca juga : Piknik Asik Bareng Anak Usia 1 Tahun

Bagaimana dengan teman-teman ?
Apakah suka travelling dan suka ngajak anak travelling ?
Yuk, ceritakan manfaatnya...

Wassalamualaikum,

Kamis, 01 Februari 2018

Anak Nonton Televisi, Yes or No

Assalamualaikum,

Baru kemarin nulis tentang gadget pada anak, dan sekarang tentang televisi.

baca: Kegelisahan Seorang Ibu Akibat Gadget

abaikan bakso bakarnya, 😅

Jika gadget dapat memberikan dampak positif dan negatif, begitupun dengan televisi. Salah satu dampak positifnya update berita. Ya, buat orang dewasa terutama bapak-bapak ketika nyalain tv pasti nyarinya berita, horeee 👏🏻
Beda dengan emak-emak, nyalain tv yang dicari pasti sinetron dan gosip 😅, iya kaaan ? qaqaqa.
Soalnya aku juga gitu, qiqiqi
Kalau sekarang nyalain tv yang dicari acara pagi pagi pasti heppy transtv, wekaweka 😆.
Lalu jadi lupa waktu dan kecanduan, duuuh.

Gak bisa dipungkiri ya, sejak jaman aku kecil dulu acara TV memang menarik hati, mulai dari kartun dan acara semacam tralala trilili semua menarik. Jadi anak dan tv semacam sahabat sejati, eaaa.

Dulu sebelum nikah, sempat berfikir nanti kalau punya anak jangan ditontonin TV ah. Diajak main yang interaktif aja, atau kalau bosen ya bolehlah sesekali dilihatin youtube. Udah berencana gitu sama calon suami dulu yang sekarang jadi suami beneran ini, halah apaan coba 😅. Tapi realitanya ? simak lebih lanjut 😅

Memang awal-awal bersikukuh gak usah punya TV, toh aku kerja mas Adi juga kerja. Lalu ada cerita dimana aku hamil lalu keguguran yang akhirnya aku resign. Dirumah cuma main HP sama Laptop doang bikin bosan juga, dari situlah aku dibelikan TV sama mas Adi, hahaha. Itulah yang dibilang kenyataan tak selalu berjalan mulus, ngeeek.

Sebenarnya, nonton Tv juga ada sisi positifnya kok. Misalnya aja ni, kadang kalau lagi bosan main ini itu aku nyalain Tv. Paling sebatas upin ipin, detective peet, sama tayo.

Misalnya habis lihat yang upin ipin, Enca jadi makin nambah kosa kata semacam atok, kakak, ehsan, mail, terus bisa nyanyi lagu-lagu disitu semacam alif ba tsa, kiri kanan tepuk tangan dan banyak tanya.

Habis nonton detective peet, jadi makin heboh banget lihat hewan-hewan. Nambah kosa kata juga dan makin tau nama hewan. Begitupun habis nonton Tayo, selain bisa nyanyi lagu Tayo, Enca jadi hapal warna-warna, dan kalau lagi dijalan raya gitu, Enca heboh tiap lihat bis. Enca bilang
"mah..mah bis ayo (tayo) mah...mah...mah ani (lani) mah.." 👏🏻👏🏻😘

Jadi buatku pribadi anak nonton tv, Yes, boleh lah, dengan catatan:

1. Orang tua selalu dampingi.
Jadi misal yang ditonton kurang berfaedah, kita bisa langsung mengingatkan. Atau jika ada iklan yg kurang layak dan mengandung kekerasan kita bisa langsung ganti chanel.

2. Berikan batasan waktu.
Jam nya sholat ya matikan. Jam nya belajar ya matikan.
Jadi enggak yang dibiarin nonton TV sepanjang waktu, bahkan sampai melanggar waktu beribadah dan belajar.

3. Tetap diajak mainan yang interaktif atau diajak bersosialisasi

4. Nonton Tv dengan jarak yang gak dekat-dekat

Catatan untuk orang tua sendiri, jika hobi nonton Televisi selayaknya juga ada aturannya. Misalnya aku nih, seneng banget nonton drama korea atau telenovela, pengin nonton sih tapi ada Enca disampingku, baiklah aku lebih memilih matiin televisi.
 Jadi orang tua ada aturannya juga dong, dan aturan versi aku itu,

1. Pengin nonton acara kesukaan, yang belum layak ditonton anak sebaiknya nunggu si anak tidur atau lebih baik relakan saja, matikan Tv dan tidak perlu ditonton.

2. Harus tau waktu
Misalkan jam 19.00 sehabis sholat isya, adalah jamnya anak belajar. Maka orang tua pun dilarang keras nyalakan Tv. Karna itu sama saja Jarkoni, menyuruh anak belajar eh emaknya asik nonton telenovela, kan gak lucu.


Nah, bagaimana dengan anda ?
Yes or No ?

Wassalamualaikum,

Rabu, 31 Januari 2018

Kekuatan Sounding

Assalamualaikum,

Sounding, menurutku adalah memberi pengertian ke anak tentang segala hal dengan kalimat-kalimat yang positif (weeits jan, bahasan mirip pakar aja, qaqaqa). Kekuatan sounding gak cuma berlaku untuk menyapih aja lho, semua hal bisa kok, karena sounding itu kan sebenarnya mengkomunikasikan segala sesuatu ke anak supaya anak.

Kebetulan, aku udah masanya menyapih Enca ni, harapanku sih aku bisa menyapih dengan cinta istilah kerennya weaning with love (wwl), supaya tidak perlu menyakiti atau nakut-nakuti. Jadi aku mulai gencarin sounding, jauh-jauh hari sebelum Enca saatnya disapih. Misalnya begini,

"Enca, Enca sekarang umurnya udah satu yaa..udah makin besar, makin sholiha, makin pinter, makin tinggi, makin ceriwis, udah pinter lari-lari, pinter nyari belalang, pinter berdoa...Besok kalau umurnya udah dua, nenen mamah ditutup yaa..kalau minum pakai gelas terus yaa sayang...😘😘"

Enca pun membalas dengan anggukan sambil berucap "he....eh"
meskipun aku tau sebenarnya Enca belum tau maksudnya, misalkan udah tau pasti jawabnya "emoooh" 😄

Itu beberapa kalimat mantra yang selalu aku ucapkan saat menyusui ketika Enca hendak tidur. Dengan harapan ketika sudah saatnya disapih nanti, Enca benar-benar mengerti dan siap.

Kapan mulai sounding ?
Aku memulai sounding saat usianya 15 bulan, karena aku sadar bahwa proses menyapih dengan cinta itu tidaklah mudah dan butuh keteguhan hati, 💪🏻💪🏻💪🏻.

Bagiku, menyapih itu episode yang penuh dengan haru, baper, dan mewek. Karena menyusui itu membahagiakan 😍. Jadi aku ingin ketika menyapih pun harus dengan bahagia.

Saat ini usia Enca 20 bulan, yang artinya 4 bulan lagi disapih. Proses sounding kalimat mantra masih tetap berjalan. Semakin mendekati waktu penyapihan, aku sounding lagi dengan kata-kata yang lebih tegas namun tetap halus, misalnya

Aku: Enca sekarang umur berapa ya ?
Enca: uaaaa mah (duaa maah)
Aku: Kalo umur dua, nenen ?
Enca : gak boleeeh
Aku: umur dua,, nenen ?
Enca : tutup, aluu mah (tutup, malu mah)
Aku: kalo disayang ?
Enca : boleeeee mah

Alhamdulillah semakin mengerti umurnya udah dua, udah gak nenen lagi. Meskipun aku juga belum sepenuhnya rela menyapih.

Selain sounding, aku juga menerapkan untuk tidak menawarkan nenen. Terkadang kalau Enca masih merengek minta nenen, aku jelaskan lagi mengulang-ulang kalimat mantra tersebut, lalu Enca bisa mengerti. Disitulah aku baper, hahaha. Tapi terkadang juga Enca sampai nangis minta nenen, disitulah aku memberikan lagi dengan syarat nenen sebentar saja hihi

"boleh nenen, tapi sebentar yaa, mamah hitung sampai 10 udah yaa nenennya" 😁

"maafin mamah ya sayang 😘"


Keharuan berlanjut ketika sekarang Enca bisa tidur sendiri, tanpa minta nenen. Memang ini yang aku harapkan, tapi kok ya bikin baper, hehehe.

Seperti biasa, tiap mau tidur berdoa dulu. Ditambah sekarang berdoanya pun maunya sendiri mamah suruh diem dulu, 😘

Aku: ayo berdoa dulu dek...
Enca : berdoa 😍😍😍😍👏👏👏
Aku: udah ya sekarang bobok dulu, yok dihitung dulu...
Enca: atu, uwa, iga...mereeeeem (langsung tutup mata)


Selanjutnya Enca jadi salah tingkah. Yang biasanya nenen, jadi gak nenen. Enca cuma bisa sayang-sayang nenen aja sambil guling sana guling sini, sayang nenen lagi, begitu seterusnya sampai Enca lelah dan ketiduran. Aku yang pura-pura tidurpun menyimpan haru, antara kasian, konsisten dan bangga. Bangga karna Enca semakin paham apa yang aku ucapkan selama ini.  Love you nak 😘😘😘

Semoga saja kekuatan sounding dalam proses menyapihku ini berhasil. Insya Allah nanti aku share lagi di cerita selanjutnya. Doain yaaa...

Bismillah,
 PR ku saat ini adalah keteguhan hati disaat tengah malam Enca nyari nenen. Karena aku masih suka ngasih kalau tengah malam.

Wassalamualaikum

Selasa, 30 Januari 2018

Pola Asuh Antara Aku dan Suami

Assalamualaikum,

 Pernah ngalami beda pengasuhan dengan suami  ?
atau mungkin dengan nanny ataupun neneknya sendiri ?


Ya, bisa dimaklumi dan lumrah banget, karena isi kepala kita dengan yang lain beda. Pengalaman  beda, jadi pemikiran dan pola asuh pun banyak bedanya, qiqiqi.
Lalu, mungkinkah bisa diselaraskan ?
Tentu dong, 😚


Disini aku bagi pengalamanku yang pernah beda pola asuh dengan suami ya, karena belum pernah pakai jasa nanny sebelumnya.

Lho katanya jodoh itu segala-galanya selaras,
Apa yang kamu pikirkan,
 #eh sama aku juga berpikiran gitu.
Apa yang kamu rasakan,
#eh sama aku juga merasakan itu.
Apa yang kamu lakukan,
#eh sama aku juga seperti yang kamu lakukan.

#kita banyak samaannya yaa...uwooo

Nah, diatas itu kata orang-orang sebelum menikah. Setelah menikah justru yang terlihat banyak banget perbedaan-perbedaannya, qaqaqa
Salah satunya ya beda pola asuh antara aku dengan suamiku.

Namanya juga bapak-bapak, mungkin dalam mindset mas Adi pun begini,
tugasku cari nafkah, mencukupi kebutuhan anak istri,
tugas mengasuh anak, ya urusane ibune,

Gak ada yang salah sih, dengan yang diatas. Ya memang seperti itu, tapi untuk urusan mengasuh anak, ya harus dikompakkan dan diselaraskan.

Lalu, gimana dengan ibu-ibu muda yang minim ilmu parenting macam aku ini ?

Jika sepenuhnya mas Adi memasrahkan tanggung jawab pengasuhan anak ke aku yang minim ilmu ini, lalu bagaimana jadinya anakku nanti ?

Apa aku bisa mengasuhnya dengan baik sehingga menciptakan anak-anak yang sholih sholiha ?

End then, bermula dari kekhawatiran itu akhirnya aku mulai baca-baca soal ilmu parenting. Nah, jadinya sedikit banyak udah ngantongi teori, tinggak selanjutnya dipraktekkan.

Sedangkan mas Adi, karena kesibukan jadilah jarang banget baca soal parenting 😒😒😒 yang pada akhirnya membuat kita beda pola pengasuhan.

Beberapa hal yang terjadi misalnya,
😍 Saat Enca udah berusia 1tahun lebih, aku udah mulai nerapin Enca minum susu pakai gelas

😟 Sama mas Adi, dibilang udahlah minum pake botol sambil tiduran aja biar cepet

😍 Bangun tidur, bawa Enca ke kamar mandi diajak pipis meskipun udah pakai diapers

😟 Sama mas Adi suka langsung diajak mainan, jadinya kelupaan gak diajak pipis dulu, fiiuh

😍 Kalo Enca lagi nangis, entah nangis marah atau nangis tanpa sebab bukan nangis kesakitan ya. Aku gendong/pangku sambil dielus-elus punggung dan membiarkan Enca puas nangis dulu, sesekali aku bilang
"udah belum nangisnya, boleh mama lap air matanya?"

😟 Kalo sama mas Adi, dia pengennya Enca cepet-cepet diem, makanya mas Adi  selalu dibilang gini kalo Enca nangis
" udah udah jangan nangis ya cup cup cup 😂"

😍 Aku tuh berprinsip, bahwa Enca aku didik dengan penuh rasa percaya diri dan keberanian, bukan yang menye-menye penakut. Jadi selama itu tidak berbahaya dan masih dalam batas kewajaran, aku akan mencobakan hal-hal baru buat Enca.

😟 Tapi mas Adi masih suka melarang ini itu, karena terlalu khawatir.

dan masih banyak lagi sebenernya 😄. Tapi semua itu bisa dibicarakan kok.
Kadang minta (eh maksa deng 😂)  mas Adi buat ikut baca-baca soal parenting, kadang kalo aku duluan yang udah baca pas lagi quality time (bener gak yah nulisnya 🙈) berdua sama mas Adi diselingi cerita soal anak.
Alhamdulillah sekarang mulai nampak kekompakan kami dalam mengasuh Enca. Cuma kegalauan lain adalah beda pola asuh dengan nenek. Cuma ini gak berlebihan sih, karena aku hidup terpisah dari beliau-beliau. Jadi kakung dan puti tinggal di Klaten, sedangkan mbah kakung dan mbah uti tinggal di Cilacap. Ketemu jarang, tapi pernah lho bikin gemes, lain waktu insya Allah aku jembrengin deh, qiqiqi


Gimana dengan anda ?
apakah pernah mengalami perbedaan pola asuh dengan suami ?


cerita dong 😍😘

wassalamualaikum,